Selesai Wisuda Ngapain ?

Game Changer: Strategi Upskill yang relevant dengan pasar …

By Teguh Yoga Raksa (2025)

"Your degree is not your destination; it's your license to learn." - Naval Ravikant

Ketika Realita Menghampiri ..

Dua minggu setelah wisuda, sebut saja namanya Edy duduk di depan laptop dengan lebih dari 20-tab browser terbuka—semuanya job portal. LinkedIn, JobStreet, Glints, Indeed, bahkan sampai ke grup Facebook "Lowongan Kerja ".

"Masa kuliah kok nggak ada yang ngajarin cara interview ya?" gumamnya sambil menatap form aplikasi yang ke-30 pada hari itu.

Cerita Edy bukan hal yang aneh dan luarbiasa …Di Indonesia, ada sekitar 700.000++ fresh graduated dari seluruh universitas/perguruan tinggi setiap tahunnya, sementara lowongan kerja entry-level hanya tersedia sekitar 400.000++ posisi. Simple math: 7 orang rebutan 4 kursi (7:4) , (Catatan: data hanya ilustrasi saja )

The plot twist? Yang lolos interview bukan selalu yang IPK-nya paling tinggi.

Perbedaan Dunia Kampus vs Dunia Kerja

Kampus: Deadline tugas dan UAS, Nilai A atau minimal B+,Organisasi untuk "soft skill",PKL/magang

Dunia Kerja: Problem solving yang nggak ada di textbook,Komunikasi dengan bos yang moodnya unpredictable,Skill technical yang university nggak kasih,Competition dengan 1000+ applicant lain.

Seperti main game tutorial mode, terus tiba-tiba masuk ke Dark Souls difficulty

Skill Gap ..

Berdasarkan riset …skill yang dicari Perusahaan vs yang fresh grad punya:

Perusahaan Cari (2024-2025)

  • Programming: Python, JavaScript, Java

  • Data Analytics: Excel advanced, SQL, Looker/Google Studio, Tableau dan yang sejenis

  • Digital Marketing: SEO/SEM, social media ads, content strategy

  • AI Literacy: ChatGPT optimization, basic machine learning

  • Communication: Presentation, email writing, negotiation

Fresh Grad Biasanya Punya

  • Teori dari textbook (2019 edition)

  • Microsoft Office basic

  • English pas-pasan

  • Project kampus yang nggak applicable

  • "Familiar dengan komputer"

Gap-nya obvious banget, right?

Fun fact: Survey LinkedIn menunjukkan 84% HR manager bilang fresh grad Indonesia kurang job ready. ..gimana menurutmu ?

Ideas to Action: Strategi Upskill ..(Bisa pakai ChatGPT, Claude, Qwen, Deepseek dll..)

3-Bulan Pertama

Bulan Pertama – Mulai saja dulu ..

  • Skill Academy: Kursus gratis atau berbayar yang sejalan dengan target job

  • English upgrade: Nonton film di youtube + apps gratis + Netflix with English subtitle

  • LinkedIn optimization: Photo professional, summary yang menarik…

  • Target: 1 certification completed

Bulan Kedua – Upgrade dan terus belajar dan mencoba ..

  • Portfolio building: Buat 2-3 project showcase

  • Programming /GitHub active: Commit code setiap hari walaupun sedikit..

  • Content creation: LinkedIn post 2x seminggu tentang belajar , event/learning journey

  • Target: Portfolio website live (bisa mulai dari buat personal blog..)

Bulan 3: Buat Jaringan dan Kirim Lamaran

  • Coffee chat: Ajak ngobrol /chat network 5 professionals per minggu

  • Job application: Apply for 10 positions per week (perhatikan kualitasnya ..)

  • Interview prep:

  • Target: 5+ interviews scheduled

The "Skill Stack" Strategy

Fokus pada kombinasi skill..

1. Tech-Talent:

  • Core: Python programming

  • Complement: Data visualization (Tableau)

  • Bonus: Basic cloud computing (AWS)

2. Marketing-minded:

  • Core: Digital marketing strategy

  • Complement: Content creation tools (Canva, Adobe)

  • Bonus: Basic analytics (Google Analytics)

3. Business-oriented:

  • Core: Data analysis (Excel advanced)

  • Complement: Project management tools

  • Bonus: Database & Basic programming (SQL)

The "Portfolio vs IPK " Mindset

Apa yang sudah dikerjakan ?

Checklist:

  • Perlihatkan 3 projek yang sudah dikerjakan

  • Clear problem statement & solution

  • Metrics/results achieved

  • Clean, professional presentation

  • Easy to access (website/GitHub)

Ujang, lulusan Teknik Industri dengan IPK 3.2, bekerja di startup unicorn karena portfolio data analysis-nya impressive. Sementara temannya dengan IPK 3.8 masih mencari kerja.

The Network Effect

Contoh Langkah membangun network ..

"Hi pak/ibu [Nama],

Saya [nama] fresh graduate [jurusan] yang tertarik dengan karir di [industri]. Saya sudah follow journey bapak/ibu di LinkedIn dan impressed dengan [specific achievement pak/ibu].

apakah memungkinkan untuk mohon waktu 15 menit untuk survey mendapat insights tentang industri ini? 😊

Best regards, [Nama]"

Bisanya berhasil di response ~30%-40% kalo personal dan cocok bisa di jawab.

Plot Twist: Turning Rejection into Opportunity

Setelah 3 bulan job hunting, Rani finally dapat pekerjaan. Tapi bukan dari aplikasi job portal.

Dia konsisten posting LinkedIn tentang data visualization project. Seorang hiring manager notice, reach out via DM, dan offer interview untuk position yang bahkan belum di-post.

Pembelajaran : Consistency in showcasing your learning journey lebjh baik daripada mengirim lamaran secara acak.

Your Career is a Marathon, Not a Sprint

Fresh graduate phase itu cuma starting line, bukan finish line. The good news: dengan strategy yang tepat, lo bisa mempercepat learning curve dan standout dari kompetisi.

Ingat – Ingat !!!

  • Pasar butuh 9 juta skilled workers di 2030

  • Pemerintah invest triliunan untuk upskilling programs

  • Perusahaan lebih prefer hire-and-train dibanding hire-perfect-candidate

Yang kalian butuhkan cuma willingness to learn dan consistency in execution.

So, instead of scrolling job portal for hours, invest in waktu untuk upskill. Build portfolio. Network authentically. Terus bertumbuh dengan “Growth Mindset”

….Trust the process..

Cerita Bahagia datang dari seorang fres grad sekarang udah kerja di fintech startup sebagai junior data analyst. Dari lebih dari 50 penolakan selama 4 bulan. Plot twist yang worth atas perjuangan yang dijalani selama mencari kerja.

Next Step: Pilih satu skill dari artikel ini, register ke program yang sesuai, Mulai Hari ini !!!. Jangan tunggu , tapi kesempatan akan bisa diraih untuk orang-orang yang siap dan mempersiapkan diri ...

Stay competitive & stay relevant! ...Salam pembelajar, @teguhyr Learn, Action and Succes

My Jakarda oh... Jakarda ..

POV: Karyawan vs Produktivitas

01 September 2025 - Teman-teman, situasi Jakarta hari ini memang sedang tidak kondusif. Sebagai kota metropolitan terbesar di Indonesia, Jakarta tengah menghadapi dinamika sosial yang cukup kompleks dengan adanya demonstrasi dan aksi protes yang berlangsung sejak akhir Agustus.

Jakarta - Antara Realitas dan Kebutuhan

Jakarta hari ini bukan lagi sekadar soal kemacetan rutin atau polusi udara yang sudah menjadi keseharian kita. Situasinya jauh lebih kompleks - ada ketegangan sosial yang nyata, transportasi umum terdampak, dan akses menuju berbagai area bisnis termasuk dari tempat saya berkerja di area kuningan mengalami gangguan signifikan di minggu lalu dan entah bagaimana keadaannya ke depan ?hal ini dimulai sejak diterpa beberapa isu - isu sensitif, wakil rakyat vs rakyat atau rakyat vs aparat dll..

Data menunjukkan setidaknya 7 halte TransJakarta rusak parah sampai tanggal 31 agustus 2025, jalur MRT mengalami pembatasan, dan beberapa ruas jalan protokol di Jakarta Pusat masih dalam pengawasan ketat. Ini bukan sekadar "Jakarta macet biasa" - ini tentang keamanan dan kenyamanan kita semua sebagai pekerja yang tiap hari menjalaninya dengan kemacetan standar jakarta yang dianggap "biasa".

Wakil Rakyat dan Regulasi ..

Anda pasti merasakan ..atau nggak peduli? , yang membuat situasi semakin rumit adalah perdebatan sengit diantara wakil rakyat vs rakyatnya terkait berbagai regulasi baru. Para anggota dewan sedang bergulat dengan isu-isu sensitif yang memicu reaksi keras masyarakat. Keputusan-keputusan legislatif belakangan ini memang kontroversial dan menciptakan ketidakpastian di berbagai sektor, termasuk dunia kerja.

Jujurly , kata orang jakarta selatan, sebagai HR practitioner, kita tidak bisa mengabaikan realitas bahwa ketegangan politik ini langsung berdampak pada ekosistem kerja. Karyawan menjadi was-was, produktivitas tidak dapat dikendalikan bahkan terancam menurun, dan yang paling penting - motivasi karyawan menurun dengan keadaan ekonomi yang saat ini dalam keadaan tidak pasti dengan berbagai isu yang menerpa indonesia akibat pengaruh asing maupun isu dalam negri.

Ketidaknyamanan ...

Jakarta sekarang ini, terutama area sekitar pemerintahan dan business district, terasa "berbeda". Ada rasa tidak aman yang "palpable", yang memang memiliki dampak sangat terasa pada kita sebagai pekerja :

  • Akses transportasi tidak menentu

  • Kerumunan massa di berbagai titik strategis

  • Aparat keamanan dalam kondisi tekanan tinggi untuk menjaga kestabilan kota

Solusi di Tengah Ketidakpastian

Bekerja produktif di luar kantor (WFH/WFA) menjadi menjadi game changer sejak COVID19. Bukan sekadar trend atau lifestyle, tapi strategic decision untuk menjaga keselamatan sambil mempertahankan business continuity dan memastikan karyawan tetap produktif. Hanya saja dengan budaya kita di indonesia dengan cara kerja dan system yang dijalankan , apakah sudah efektif atau tidak? entah lah... walaupun sudah banyak berbagai platform task management untuk memonitor pekerjaan dan progress dapat digunakan..

Menjaga Produktivitas ...

Nah..., challenges-nya sekarang: bagaimana memastikan produktivitas tetap optimal? bisa dicoba beberapa yang sudah menjadi best practices di beberapa perusahaan :

Target yang Jelas: Set daily/weekly deliverables yang terukur. Harus specific dan achievable.

Komunikasi Intensif: Regular check-in dengan atasan, update progress real-time, dan maintain visibility. tapi perlu diingat , "out of sight" shouldn't mean "out of mind".

Work Environment Setup: Dedicated workspace khusus untuk kerja. Psychology matters - kalau workspace-nya proper, mindset juga ikut professional.

Time Management: Stick to normal working hours, hindarkan multitasking dengan pekerjaan rumah , dan maintain work-life boundaries meski di rumah.

Kuncinya : Adaptasi Cara Kerja ..

Jakarta memang sedang tidak baik-baik saja , tapi kita punya solusi..Adaptasi cara kerja dan yang penting, tetap productive, stay connected, dan tidak kalah pentingnya yang menjadi prioritas utama kita adalah keselamatan anda dan keluarga .. ..

Mari kita kendalikan situasi ini dengan bijak, dalam ketidakpastian tetap produktif dan selalu bertumbuh walau dalam keterbatasan...

Stay safe, stay productive! ...Salam pembelajar, @teguhyr Learn, Action and Succes